Kepala Desa se-Tapteng Tegaskan Tidak Ada Pemotongan Dana dalam Program RTLH

Kepala Desa se Kabupaten Tapanuli Tengah saat menyampaikan pernyataan sikapnya.

\Penulis: Yasiduhu Mendrofa

TAPTENG|GarisPolisi.com – Kepala Desa se-Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, dengan tegas menyatakan dukungan penuh terhadap kinerja Pj Bupati Tapteng, Dr. Sugeng Riyanta, SH, MH, terkait dugaan pemotongan dana bantuan untuk program Rumah Tak Layak Huni (RTLH).

Dukungan ini disampaikan oleh seluruh Kepala Desa se-Kabupaten Tapteng dalam sebuah pertemuan di Ballroom Pia Hotel Pandan, Selasa (9/7/2024). Pernyataan ini merupakan respons terhadap aksi unjuk rasa Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi dan Penindasan (Koman Koran) di Kantor Kejati Sumut pada Kamis (4/7/2024), yang menduga adanya pemotongan dana sebesar Rp1.500.000 per desa untuk program RTLH.

“Kami, Kepala Desa se-Kabupaten Tapanuli Tengah, mendukung kinerja Pj Bupati Tapanuli Tengah, Dr. Sugeng Riyanta, SH, MH. Bahwa Pj Bupati, Ketua PAPDESI, tidak pernah melakukan intimidasi atau penindasan terhadap seluruh kepala desa,” demikian bunyi pernyataan sikap yang disampaikan oleh para Kepala Desa.

Para Kepala Desa juga menegaskan bahwa mereka menjalankan program Dana Desa tanpa adanya intervensi dari Pj Bupati, Ketua PAPDESI, dan Kadis PMD. Program RTLH ini dikatakan murni merupakan inisiatif baik dari seluruh kepala desa, yang digagas oleh Pj Bupati untuk membantu keluarga yang membutuhkan rumah layak huni.

“Sumbangan untuk RTLH tidak bersumber dari Dana Desa atau APBD Kabupaten Tapanuli Tengah, melainkan murni dari donatur pihak ketiga yang tidak mengikat,” tegas para Kepala Desa.

Program RTLH, atau "Tapteng Membara - Membangun Rumah Rakyat", digagas oleh Dr. Sugeng Riyanta dan diluncurkan di Desa Tapian Nauli I, Kecamatan Tapian Nauli, pada Selasa (25/6/2024). Sugeng menyatakan bahwa program ini bertujuan untuk membantu perumahan masyarakat kurang mampu di Kabupaten Tapteng, berdasarkan semangat kepedulian dan gotong royong, dengan anggaran yang berasal dari sumbangan, donasi, infak, dan bantuan lainnya yang tidak mengikat.

“Ini adalah gagasan yang saya buat berdasarkan semangat gotong royong dari kita bersama, dimulai dari informasi tentang kondisi rumah warga di Desa Madani yang ambruk terkena bencana,” kata Sugeng.

Setelah mengecek anggaran di APBD Pemkab Tapteng dan menemukan tidak ada alokasi untuk rehab rumah, Sugeng mengajak rekan-rekan di PAPDESI Tapteng untuk bergotong royong merehabilitasi rumah-rumah tersebut, yang akhirnya berkembang menjadi program sekarang ini.

Sugeng Riyanta menekankan bahwa program ini diniatkan untuk ibadah dan sebagai wujud kepedulian serta rasa kemanusiaan, tanpa ada kaitannya dengan politik, karena dirinya tidak mencalonkan diri sebagai bupati.

“Saya berharap, selama menjabat, ada usaha perubahan yang diperbuat untuk kemajuan Kabupaten Tapteng,” ungkap Sugeng.

Untuk mendukung program ini, Sugeng terus berupaya mengajukan proposal bantuan di Jakarta dan luar kota untuk pembangunan rumah masyarakat yang tidak layak huni.

Posting Komentar

0 Komentar