Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan harga beras tetap terkendali menjelang musim panen dan mengantisipasi potensi spekulasi harga yang dapat meresahkan masyarakat. Selain menjaga stabilitas harga beras, langkah ini juga merupakan bentuk dukungan TNI dalam program ketahanan pangan nasional.
“Kami sebagai Babinsa bertugas memastikan kondisi pangan di wilayah binaan kami, termasuk harga beras yang sangat penting bagi masyarakat. Kami akan terus berkoordinasi dengan petani, pedagang, dan distributor agar harga beras tetap stabil dan tidak ada pihak yang mengambil keuntungan di luar batas wajar,” ujar Serda Roberto Ginting.
Selama kunjungan tersebut, Serda Roberto juga berdialog dengan pengelola kilang padi dan beberapa petani lokal terkait proses produksi dan distribusi beras. Dalam diskusi tersebut, ia mencatat kendala yang dihadapi petani dan pengelola kilang, seperti fluktuasi harga bahan bakar serta biaya produksi yang berdampak pada harga beras.
Menurut data dari berbagai media online, ketahanan pangan nasional saat ini tengah menjadi perhatian serius pemerintah. Harga beras di berbagai daerah cenderung fluktuatif akibat pengaruh faktor eksternal seperti cuaca, harga bahan bakar, dan biaya logistik. Pemerintah dan aparat terkait terus melakukan upaya pemantauan agar harga beras di tingkat konsumen tetap terjangkau.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu petani memperoleh harga jual yang wajar untuk hasil panen mereka, sekaligus menjaga daya beli konsumen di pasar. Kehadiran Babinsa di lapangan diyakini menjadi bentuk kepedulian nyata TNI terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan pokok.
Dengan adanya sinergi antara Babinsa, pemerintah daerah, dan petani, diharapkan ketahanan pangan di wilayah Simalungun tetap terjaga, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya tanpa khawatir terhadap lonjakan harga yang tidak wajar.
(YN)
0 Komentar